“Hei, kamu tau nggak ada pasar malam lho di dekat kampus.” Kata sang Puan sembari menyesap es tehnya.

Laki-laki dihadapannya hanya mengangkat salah satu alisnya. Tanda ia bingung.

“Oh, ya? Lalu?” Jawabnya.

Sang Puan menghela nafas panjang. Ia kemudian tersenyum simpul, “Ya, ayo kesana sama aku. Kita beli gulali.”

Sang Puan mengajak laki-laki dihadapannya untuk menikmati suasana pasar malam dengan gulali ditangannya. Bayangan akan hiruk pikuk pasar malam dengan dendangan lagu-lagu dangdut yang menggema, serta diiringi dengan teriakan-teriakan orang-orang yang sedang takut karena naik kora-kora sudah membayang di benak sang Puan.

Namun laki-laki dihadapannya hanya diam seribu bahasa, tidak memberikan respon apa-apa. Meski begitu sang Puan tetap membujuknya.

“Hei! Ayooo… Selama kamu kuliah disini belum pernah kan main di pasar malam!” Kata sang Puan sembari mengoyak tangan sang laki-laki dengan pelan.

Laki-laki tersebut akhirnya menyerah demgan bujuk rayu sang Puan. Ia mengangguk dan menyanggupi.

“Iya, kita kesana.” Jawabnya.

Sehabis mereka menghabiskan makanan, mereka bergegas menuju pasar malam dekat kampus. Sudah ada banyak orang yang berdatangan, bahkan parkiran motor saja hampir penuh. Setelah memakirkan motor, mereka berjalan beriringan menuju wahana.

“Kamu mau naik apa dulu?” Tanya lelaki tersebut.

Sang Puan langsung menunjuk bianglala yang berada ditengah-tengah wahana, diantara karosel dan kora-kora. Ia menoleh kesamping, melihat wajah lelakinya sembari tersenyum sumringah.

“Iya, yaudah ayok kesana.” Kata lelaki tersebut sembari berjalan bersama sang Puan.

Tiba-tiba saja langkah kaki lelaki tersebut berhenti, menyebabkan sang Puan harus ikut berhenti pula.

“Kenapa?” Tanya sang Puan.

Lelaki tersebut berjalan mendekati tempat penjual gulali dan membeli satu untuk sang Puan. Ia memberikannya ke sang Puan.

“Nih.” Katanya sembari menyodorkan gulali. “Kamu sambil makan sambil main.”

Sang Puan tertawa.

“Ahahaha, yaampun! Terima kasih, ya!”

Wajah sang Puan berseri bahagia.

Akhirnya mereka menaiki bianglala sembari memakan gulali yang telah mereka beli bersama.

“Makasih, ya.” Kata sang Puan saat mereka masih berada diatas bianglala sembari menikmati pemandangan yang disuguhkan dari ketinggian.

“Makasih karena sudah menuruti ku. Senanggg!” Lanjut sang Puan.

Laki-laki dihadapannya hanya menjawab dengan senyuman. Namun itu pertanda ia juga senang saat ini.

Iklan

2 pemikiran pada “Pasar Malam, Bianglala, dan Gulali

  1. Halo, senang bisa menemukan blog hidden gem ini dan tulisan-tulisan menarik di dalamnya. All is beautifully-written indeed. Salam kenal dari follower baru! 🙂

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s